Batere biasanya digunakan di ponsel dan notebook memegang peranan
penting dalam hidup dan kerja kita. Sayangnya pengetahuan kita tentang
batere cenderung minim. Banyak orang yang tidak tahu bagaimana merawat
batere agar awet dan tidak cepat habis. Kali ini kita akan membahas
bagaimana kita memperlakukan batere notebook secara benar.
Isi Ulang
Ada beberapa jenis batere yang digunakan di notebook diantaranya Ni-Cad (Nickel Cadmium battery), Ni-MH (Nickel Metal Hydrade), dan Li-on (Lithium Ion) yang biasanya juga dipakai ponsel. Li-on sekarang ini lebih banyak digunakan karena memiliki kelebihan dari besarnya daya, lebih ringan dan lebih pintar.
Untuk batere Li-on faktor yang mempengaruhi kualitasnya adalah cara melakukan isi ulang. Pada batere Li-on hindari mengisi batere ketika dayanya benar-benar habis, karena akan membuat ketegangan kimia di dalam batere yang membuat kualitas batere menurun. Sehingga lebih baik jika mengisi batere pada saat masih tersisa daya.
Untuk batere nickel cadmium biasanya bisa terkena memory effect dimana batere tersebut hanya akan mengingat kapasitasnya sebesar kapasitas terakhir. Jadi ketika batere diisi ketika dayanya masih 20%, maka ia hanya akan menghabiskan 80% dari daya total karena 20% sisanya dianggap tidak bisa digunakan. Untuk batere Li-on ini sebenarnya terjadi tetapi karena alasan yang berbeda sehingga disebut "digital memory". Untuk alasan ini, ketika kita mengisi ulang batere Li-on berulang kali, batere tidak berkesempatan melakukan kalibrasi terhadap kapasitas daya yang tersisa dari totalnya. Hal ini menyebabkan batere salah deteksi. Namun hal ini bisa diatasi dengan melakukan recharge dan discharge total setiap 30 pengisian.
Musuh Utama : Panas!
Faktor panas juga mengurangi kuallitas batere. Karena itu, hindari menyimpan notebook atau ponsel Anda dalam keadaan panas. Dan jangan langsung memasukkan notebook atau ponsel langsung ke tempatnya untuk menghindari panas yang terjebak didalamnya. Selain itu jangan menggunakan notebook di atas kasur, karena notebook yang diletakkan diatas kasur tidak bisa mengeluarkan sirkulasi udaranya sehingga panaspun terjebak di dalamnya. Hal ini disebabkan permukaan kasus yang tidak rata atau melengkung bila notebook diletakkan di atasnya.
Proses isi ulang juga menimbulkan panas, jadi ketika batere sudah penuh namun notebook sedang digunakan dan tercolok ke listrik sebenarnya lebih baik bila batere dicopot. Tapi perlu diingat jika batere juga berfungsi sebagai UPS (Uninteruptible Power Supply) yang menjaga notebook dari listrik yang tidak stabil atau tiba-tiba mati. Sehingga bila kita menginginkan keawetan batere sehingga memerlukan batere dicopot dan kita kehilangan fungsinya lebih baik jika kita pergunakan stabilizer atau UPS untuk melindungi notebook kita.
Namun sesuai dengan karakteristiknya, batere Li-on tetap akan rusak seiring dengan waktu. Batere Li-on akan bertahan sekitar 2-3 tahun, dan durasi ini juga berlaku pada batere yang tidak digunakan. Pasalnya, meski tidak digunakan di dalam batere terjadi proses oksidasi yang menyebabkan bertambahnya resistensi internal di dalam batere.
by. Wisnu Nugroho, Info Komputer
Isi Ulang
Ada beberapa jenis batere yang digunakan di notebook diantaranya Ni-Cad (Nickel Cadmium battery), Ni-MH (Nickel Metal Hydrade), dan Li-on (Lithium Ion) yang biasanya juga dipakai ponsel. Li-on sekarang ini lebih banyak digunakan karena memiliki kelebihan dari besarnya daya, lebih ringan dan lebih pintar.
Untuk batere Li-on faktor yang mempengaruhi kualitasnya adalah cara melakukan isi ulang. Pada batere Li-on hindari mengisi batere ketika dayanya benar-benar habis, karena akan membuat ketegangan kimia di dalam batere yang membuat kualitas batere menurun. Sehingga lebih baik jika mengisi batere pada saat masih tersisa daya.
Untuk batere nickel cadmium biasanya bisa terkena memory effect dimana batere tersebut hanya akan mengingat kapasitasnya sebesar kapasitas terakhir. Jadi ketika batere diisi ketika dayanya masih 20%, maka ia hanya akan menghabiskan 80% dari daya total karena 20% sisanya dianggap tidak bisa digunakan. Untuk batere Li-on ini sebenarnya terjadi tetapi karena alasan yang berbeda sehingga disebut "digital memory". Untuk alasan ini, ketika kita mengisi ulang batere Li-on berulang kali, batere tidak berkesempatan melakukan kalibrasi terhadap kapasitas daya yang tersisa dari totalnya. Hal ini menyebabkan batere salah deteksi. Namun hal ini bisa diatasi dengan melakukan recharge dan discharge total setiap 30 pengisian.
Musuh Utama : Panas!
Faktor panas juga mengurangi kuallitas batere. Karena itu, hindari menyimpan notebook atau ponsel Anda dalam keadaan panas. Dan jangan langsung memasukkan notebook atau ponsel langsung ke tempatnya untuk menghindari panas yang terjebak didalamnya. Selain itu jangan menggunakan notebook di atas kasur, karena notebook yang diletakkan diatas kasur tidak bisa mengeluarkan sirkulasi udaranya sehingga panaspun terjebak di dalamnya. Hal ini disebabkan permukaan kasus yang tidak rata atau melengkung bila notebook diletakkan di atasnya.
Proses isi ulang juga menimbulkan panas, jadi ketika batere sudah penuh namun notebook sedang digunakan dan tercolok ke listrik sebenarnya lebih baik bila batere dicopot. Tapi perlu diingat jika batere juga berfungsi sebagai UPS (Uninteruptible Power Supply) yang menjaga notebook dari listrik yang tidak stabil atau tiba-tiba mati. Sehingga bila kita menginginkan keawetan batere sehingga memerlukan batere dicopot dan kita kehilangan fungsinya lebih baik jika kita pergunakan stabilizer atau UPS untuk melindungi notebook kita.
Namun sesuai dengan karakteristiknya, batere Li-on tetap akan rusak seiring dengan waktu. Batere Li-on akan bertahan sekitar 2-3 tahun, dan durasi ini juga berlaku pada batere yang tidak digunakan. Pasalnya, meski tidak digunakan di dalam batere terjadi proses oksidasi yang menyebabkan bertambahnya resistensi internal di dalam batere.
by. Wisnu Nugroho, Info Komputer
Tidak ada komentar:
Posting Komentar